Selasa, 23 April 2013

Tugas Pendidikan Jurnalistik



INFRASTRUKTUR KAMPUS II FAKULTAS TARBIYAH
IAIN WALISONGO SEMARANG
IAIN Walisongo Semarang, baru-baru ini terdengar desas-desus mengenai kurangnya infrastruktur yang ada di kampus II Tarbiyah IAIN Walisongo.
Menurut Rifki Ghozali, salah seorang mahasiswa yang sedang belajar di kampus tersebut, infrastruktur yang ada di kampus II memang bisa dikatakan kurang baik karna setiap kali ada perubahan jadwal kuliah, maka sulit untuk mencari dan menentukan ruangan yang diinginkan. Hal itu terjadi karena hamper semua ruangan yang ada sedang digunakan. Mahasiswa fakultas Tarbiyah memang tergolong banyak, sementara banyaknya jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan ruangan dan Dosen yang ada.
Hal itu dibenarkan oleh Pembantu Dekan II fakultas Tarbiyah, Abdul Wahid, menurutnya keterbatasa ruang kuliah kerap menghadirkan persoalan, seperti misalnya benturan jadwal.
Keterbatasan ruang sebenarnya sudah disiasati dengan mengatur jadwal kuliah yang dimulai sejak pukul 07.00 WIB - 17.45 WIB. Namun terkadang masih terjadi kesulitan dalam mencari ruangan, terlebih-lebih ruangan yang diinginkan ketika terjadi perubahan jadwal.

islam di arab saudi


I.       PENDAHULUAN
Arab saudi adalah negeri kelahiran Islam, karena itu sering disebut sebagai pusat keagamaan Islam. Dua kota suci umat Islam yang sangat terkenal dan bersejarah yaitu Mekah dan Madinah. Mekah adalah kota kelahiran Nabi saw. dan tempat pertama menerima wahyu dan mendakwakan ajaran-ajaran Islam. Sementara Madinah adalah kota tempat negara Islam pertama berdiri dan dari sanalah perluasan Islam bermula.
Agama yang dianut orang Arab, setelah agama Yahudi dan Kristen merupakan agama monoteis terakhir. Secara historis Islam merupakan penerus kedua agama sebelumnya dan dari semua agama lain di dunia, yang merupakan jalan hidup jutaan umat manusia.
Di Arab Saudi, hubungan agama dengan negara terbina mesra saat bangkitnya gerakan keagamaan yang didirikan oleh Muhammad ibn Abd al-Wahabi, gerakan ini dikenal dengan gerakan Wahabi. Ketika mencapai kekuatan politik dan militer gerakan ini secara sistematis menghancurkan segala sesuatu yang dipandang penyebab berkembangnya ajaran-ajaran bid’ah dalam Islam.
Arab Saudi akhirnya menganut paham dan konsep agama-negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya merupakan dua lembaga yang menyatu. Paham ini memberikan penegasan negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus lembaga agama. Konsep ini menegaskan kembali bahwa Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dan politik atau negara.

II.    RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana Masuknya Islam di Arab Saudi?
B.     Bagaimana Latar Belakang Kehidupan Sosial dan Kebudayaan Islam di Arab Saudi?
C.     Bagaimana Perubahan Politik di Arab Saudi?
D.    Bagaimana Trend Islam Masa Kini di Arab Saudi?

III. PEMBAHASAN
A.    Masuknya Islam di Arab Saudi
Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang sangat mundur. Kebanyakkan orang Arab merupakan penyembah berhala dan yang lain merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah ketika itu merupakan tempat suci bagi bangsa Arab. karena di tempat tersebut terdapat berhala-berhala agama mereka dan juga terdapat Sumur Zamzam dan yang paling penting adalah Ka'bah.[1]
Agama Islam datang dari nabi Muhammad yaitu dari kota Makkah yaitu dari negara Arab Saudi. Nabi Muhammad lahir di kota Makkah pada tahun 570 M, ia termasuk suku Qurais yaitu suku yang mempunyai kedudukan terhomat, karena sudah turun-temurun diserahi tugas mengawasi dan memelihara ka’bah, pusat pemujaan bangsa Arab pada zaman dahulu yang sekarang menjadi tempat peribadatan umat Islam di seluruh dunia. Agama Islam sangat berkembang di negeri Arab yang di bawa oleh nabi Muhammad, kemudian di sebarkan oleh khulafaur rasyidin yaitu pada kalifah Abu Bakar Ash Sidiq, Umar Bin Khattab, Ustman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib serta disebar luaskan pada pemerintahan Bani Umayyah dan Bani Abasiyyah. Perkembangan agama Islam di Asia Barat datang dari negara Arab Saudi yang kemudian menyebar keseluruh dunia yang kemudian sampai ke negara Indonesia.[2]

B.     Latar Belakang Kehidupan Sosial dan Kebudayaan Islam di Arab Saudi
Saudi arabia terletak disebelah barat daya benua asia, mencakup bagian terbesar di semenanjung arab, dan luasnya mencapai kira – kira 2.250.000 km. Sejarah jazirah arab masa dahuylu tidak terkeanl secara terperinci. Tidak ada satu wilayah pun yang memiliki kedudukan khusus Mukarramah. Raja-raja Islam secara bergantian telah menguasai jazirah, sampai kemudian berakhir pada masa Sa’ud.
Periode pertama (1139-1233 H./1726-1817 M). Pemerintahan ini di mulai dari adanya perjanjian antara pangeran muhammad bin Sa’ud pemimpin Ad-Dir’iyyah dengan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab pada tahun 1157 H./1744 M untuk menerapkan syariah Islam sebagaimana diturunkannya. Periode pemerintahan ini berakhir di tangan pasukan Muhammad al-Pasya (penguasa Mesir).
Periode Kedua (1235-1309 H. /1819-1891 M.). Periode ini dimulai pada  masa Turki bin Abdullah yang kembali ke Ad Dir’iyah dam menetap di sana setelah kekalahan pahit orang-orang Utsmaniyah dan terusirnya mereka. Periode ini berakhir setelah terjadinya perang saudara memperebutkan kekuasaan di antara anak-anak Faishal bin Turki yang membawa hilangnya kekuasaan mereka dan dikuasainya pemerintahan oleh keluarga Ar Rasyid. Ciri dari periode ini adalah adanya penguasaan orang-orang Utsmaniyah atas sebagian besar wilayah ini.
Periode ketiga (1319 H./1901 M.- sekarang). Periode ini dimulai dari tangan Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman yang mengusir keluarga Ar Rasyid dan mengembalikan kerajaan nenek moyangnya. Dia mengawali kekuasaannya dengan hikmah dan keberanian yang tiada bandingannya, menyatukan seluruh Jazirah yang luas, hingga sempurnalah keberhasilannya. Lalu, dia mengumumkan berdirinya pemerintahan kerajaan Saudi Arabia pada tahun 1351 H. /1932 M. Setelah wafat, secara bergiliran kerajaan ini dikuasai oleh anak-anaknya, yaitu Saud, Faishal, Khalid, dan Raja Fahd (pelayan dari dua tanah suci) yang mulai berkuasa pada tahun 1402 H./1928 M. Di bawah kekuasaannya negara hidup damai dalam kemakmuran, kejayaan, dan puncak keberhasilannya.
Agresi militer Irak terhadap Kuwait pada tahun 1411 H./1990 M., merupakan krisis paling mengkhawatirkan yang di kerajaan Saudi Arabia saat itu. Kerajaan telah memberikan andil besar dalam usaha nyatanya membebaskan Quwait hingga berhasil mengusir sang Agresor. Di antara usaha paling menonjol Raja Fahd adalah perluasan besar-besaran terhadap dua kota suci, yang tergolong dalam perluasan terbesar bagi dua tempat suci ini sepanjang sejarah. Sehingga Arab Saudi adalah negara Islam merdeka dengan corak khas (typical) yang kuat menghargai syariah sebagai hukum yang mengatur setiap aspek kehidupan. Negara ini belum mau menerima sistem hukum lain manapun; dan sangat ,sedikit melaksanakan hukum yang bersumber pada inspirasi Barat.[3]      


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Islam, diakses pada tanggal 4 April 2013, jam 12.59
[3] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 276-277